Dusun Bambu merupakan salah satu tempat wisata
alam yang terletak di kaki gunung burangrang - Lembang, Bandung. Tempat ini menawarkan
wisata alam dengan suasana adat Sunda yang kental serta pemandangan yang asri
dan sejuk. Wahana di Dusun Bambu ini
terdiri dari cafe, bungalow dan area bermain untuk anak - anak dan
dewasa, disini juga kita akan menemukan hamparan sawah yang berundak - undak
dan rombongan bebek yang dilepas bebas, danau kecil dengan wahana air dan
banyak lagi. Keragaman yang ditawarkan
oleh wahana Dusun Bambu Bandung di setiap areanya tidak hanya diciptakan untuk
keluarga saja akan tetapi untuk pasangan muda yang ingin bersantai dan ingin
menikmati suasana alam. Dusun Bambu merupakan tempat wisata untuk bersantai dan
juga untuk berwisata kuliner. Tempat ini menyuguhkan suasana yang tidak dapat
ditemukan di perkotaan. Dusun bambu memiliki konsep 6E yaitu ; Edukasi,
Ekonomi, Ekologi, Estetika, Etika dan Entertainment. Secara keseluruhan dusun
bambu memiliki konsep ekowisata, ekowisata adalah wisata alam berdampak ringan yang
menyebabkan terpeliharnya spesies dan habitatnya secara langsung dengan
peranannya dalam pelestarian dan atau secara tidak langsung dengan memberikan
pandangan kepada masyarakat setempat , untuk membuat masyarkat setempat menaruh
nilai, dan melindungi wisata alam dan kehidupan lainnya sebagai sumber
pendapatan (goodwin, 1997;124) maka, prinsip utama
ekowisata menurut Choy (1998:179), adalah meliputi :
a)
Lingkungan ekowisata
harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum tercemar atau
terganggu.
b)
Masyarakat ekowisata
harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi langsung kepada
masyarakat setempat .
c)
Pendidikan dan
pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam
dan budaya yang terkait, sambil berolah pengalaman yang mengesankan .
d)
Keberlanjutan
ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi
dan lingkungan tempat kegiatan, tidak merusak, tidak menurunkan mutu, baik
jangka pendek dan jangka panjang .
e)
Manajemen ekowisata
harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat menjamin daya hidup jangka
panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang terkait di daerah tempat kegiatan
ekowisata, sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik untuk menjamin
kelangsungan hidup ekonominya.
Karena
memiliki konsep ekowisata bukan berarti dusun bambu tidak memiliki unsur
edukasi dan rekreasi karena area bermain
di Dusun Bambu sangatlah baik dan kebanyakan dari area bermain merupakan wahana
yang dapat mengedukasi pengunjungnya baik dewasa maupun anak- anak, contohnya
seperti, taman kelinci, taman petani, pertunjukan angklung dan lainnya. Taman
ini mewakili 2 dari 4 jenis wisata edukasi yaitu, Wisata edukasi kebudayaan
karena menunjukan kebudayaan indonesia dan wisata edukasi agrobisnis yaitu
merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro atau pertanian
dan juga peternakan.
Akan tetapi sangat disayangkan tempat ini
belum memberikan kenyamanan yang penuh pada pengunjungnya, tempat parkir yang sebagian masih beralaskan tanah
akan becek ketika hujan dan akan luar biasa berdebu ketika musim kemarau.
Ketika tiba di pintu masuk, pengunjung akan
menemukan antrian yang luar biasa panjang karena jumlah mobil jemputan yang
disediakan oleh pihak Dusun Bambu hanya sedikit sehingga membuat pengunjung
mengantri cukup lama , mobil jemputan ini merupakan sarana untuk memasuki
kawasan Dusun Bambu yang cukup jauh dari pintu masuk. Seperti yang dinyatakan
oleh Otto
soemarwoto (1993:134) pengembangan pariwisata merupakan kegiatan kompleks
menyangkut wisatawan, kegiatan, sarana,
pra sarana, objek dan daya tarik fasilitas penunjang sarana lingkungan
dan sebagainya. Jadi, sarana yang disediakan oleh pihak dusun bambu kurang
memadai. Akan tetapi penunjang sarana lingkungan dapat memanjakan mata pengunjung yang memilih untuk berjalan kaki oleh
hamparan sawah dan pemandangan yang indah meskipun pijakan berada di
tengah sawah terbuat dari batang pohon bambu yang dianyam membuat
pejalan kaki tidak merasa aman karena pijakan yang reot juga sempit.
Dusun
Bambu menyediakan beberapa tempat untuk berwisata kuliner, wisata kuliner ialah perjalanan yang memanfaatkan masakan serta suasana
lingkungannya sebagai objek tujuan Wisata (e-journal). Namun harga yang tergolong mahal, sulit
dijangkau oleh masyarakat kelas bawah ataupun mahasiswa. Di Dusun Bambu
terdapat cafe yang bernama burangrang cafe, burangrang cafe merupakan spot
utama yang ditawarkan oleh Dusun Bambu dan merupakan cafe terbesar disini. Menu
yang disuguhkan yaitu berbagai macam menu khas sunda, karena cafe yang yang
mewah dengan design interior dan exterior yang modern juga nyaman membuat cafe
ini menarik untuk dikunjungi dan menyebabkan cafe burangrang ramai sehingga
membuat pengunjung yang sedang makan merasa tidak nyaman untuk makan dan
bersantai lama – lama, karena banyak pengunjung yang “waiting list”.
Selain Burangrang cafe, terdapat restaurant
yang bernama Lutung Kasarung. Restaurant ini sangatlah unik karena berbentuk
seperti sangkar burung, akan tetapi ketika berjalan di jalan setapak yang
disediakan sangat padat dan berdesakan karena banyak wisatawan yang yang lalu
lalang untuk berfoto didekat tempat makan di restaurant. Kegiatan ini
mengganggu wisatawan yang hendak makan di dalam ‘sangkar burung’ karena
suasananya begitu ramai.
Pasar khatulistiwa yang menyediakan beragam
sayuran dan buah hingga cendramata menjadi salah satu daya tarik pengunjung
karena terdapat barang barang yang unik yang dapat kita temukan ditempat ini.
Dusun Bambu yang jika diartikan secara harfiah
berarti kampung bambu memiliki berbagai 58 jenis tanaman bambu yang
dibudidayakan di sekitar wilayah dusun bambu. Jika beruntung pengunjung dapat
menyaksikan pertunjukan musik bambu yaitu angklung atau budaya sunda lainnya yang
akan melengkapi suasana anda ketika berada di kawasan ini.