Searching

Selasa, 05 Januari 2016

Wisata Alam dan Kuliner ‘Dusun Bambu’





Dusun Bambu merupakan salah satu tempat wisata alam yang terletak di kaki gunung burangrang - Lembang, Bandung. Tempat ini menawarkan wisata alam dengan suasana adat Sunda yang kental serta pemandangan yang asri dan sejuk. Wahana di Dusun Bambu ini  terdiri dari cafe, bungalow dan area bermain untuk anak - anak dan dewasa, disini juga kita akan menemukan hamparan sawah yang berundak - undak dan rombongan bebek yang dilepas bebas, danau kecil dengan wahana air dan banyak lagi.  Keragaman yang ditawarkan oleh wahana Dusun Bambu Bandung di setiap areanya tidak hanya diciptakan untuk keluarga saja akan tetapi untuk pasangan muda yang ingin bersantai dan ingin menikmati suasana alam. Dusun Bambu merupakan tempat wisata untuk bersantai dan juga untuk berwisata kuliner. Tempat ini menyuguhkan suasana yang tidak dapat ditemukan di perkotaan. Dusun bambu memiliki konsep 6E yaitu ; Edukasi, Ekonomi, Ekologi, Estetika, Etika dan Entertainment. Secara keseluruhan dusun bambu memiliki konsep ekowisata, ekowisata adalah wisata alam berdampak ringan yang menyebabkan terpeliharnya spesies dan habitatnya secara langsung dengan peranannya dalam pelestarian dan atau secara tidak langsung dengan memberikan pandangan kepada masyarakat setempat , untuk membuat masyarkat setempat menaruh nilai, dan melindungi wisata alam dan kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan (goodwin, 1997;124) maka, prinsip utama ekowisata menurut Choy (1998:179), adalah meliputi : 
a)   Lingkungan ekowisata harus bertumpu pada lingkungan alam dan budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu.
b)   Masyarakat ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat .
c)    Pendidikan dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya yang terkait, sambil berolah pengalaman yang mengesankan .
d)   Keberlanjutan ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi dan lingkungan tempat kegiatan, tidak merusak, tidak menurunkan mutu, baik jangka pendek dan jangka panjang .
e)   Manajemen ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat menjamin daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya yang terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata, sambil menerapkan cara mengelola yang terbaik untuk menjamin kelangsungan hidup ekonominya. 
            Karena memiliki konsep ekowisata bukan berarti dusun bambu tidak memiliki unsur edukasi dan rekreasi karena area bermain di Dusun Bambu sangatlah baik dan kebanyakan dari area bermain merupakan wahana yang dapat mengedukasi pengunjungnya baik dewasa maupun anak- anak, contohnya seperti, taman kelinci, taman petani, pertunjukan angklung dan lainnya. Taman ini mewakili 2 dari 4 jenis wisata edukasi yaitu, Wisata edukasi kebudayaan karena menunjukan kebudayaan indonesia dan wisata edukasi agrobisnis yaitu merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro atau pertanian dan juga peternakan.
Akan tetapi sangat disayangkan tempat ini belum memberikan kenyamanan yang penuh pada pengunjungnya, tempat  parkir yang sebagian masih beralaskan tanah akan becek ketika hujan dan akan luar biasa berdebu ketika musim kemarau.
Ketika tiba di pintu masuk, pengunjung akan menemukan antrian yang luar biasa panjang karena jumlah mobil jemputan yang disediakan oleh pihak Dusun Bambu hanya sedikit sehingga membuat pengunjung mengantri cukup lama , mobil jemputan ini merupakan sarana untuk memasuki kawasan Dusun Bambu yang cukup jauh dari pintu masuk. Seperti yang dinyatakan oleh Otto soemarwoto (1993:134) pengembangan pariwisata merupakan kegiatan kompleks menyangkut wisatawan, kegiatan, sarana,  pra sarana, objek dan daya tarik fasilitas penunjang sarana lingkungan dan sebagainya. Jadi, sarana yang disediakan oleh pihak dusun bambu kurang memadai. Akan tetapi penunjang sarana lingkungan dapat memanjakan mata pengunjung yang memilih untuk berjalan kaki oleh hamparan sawah dan pemandangan yang indah meskipun pijakan  berada di  tengah sawah terbuat dari batang pohon bambu yang dianyam membuat pejalan kaki tidak merasa aman karena pijakan yang reot juga sempit.


Dusun Bambu menyediakan beberapa tempat untuk berwisata kuliner, wisata kuliner ialah perjalanan yang memanfaatkan masakan serta suasana lingkungannya sebagai objek tujuan Wisata (e-journal).  Namun harga yang tergolong mahal, sulit dijangkau oleh masyarakat kelas bawah ataupun mahasiswa. Di Dusun Bambu terdapat cafe yang bernama burangrang cafe, burangrang cafe merupakan spot utama yang ditawarkan oleh Dusun Bambu dan merupakan cafe terbesar disini. Menu yang disuguhkan yaitu berbagai macam menu khas sunda, karena cafe yang yang mewah dengan design interior dan exterior yang modern juga nyaman membuat cafe ini menarik untuk dikunjungi dan menyebabkan cafe burangrang ramai sehingga membuat pengunjung yang sedang makan merasa tidak nyaman untuk makan dan bersantai lama – lama, karena banyak pengunjung yang “waiting list”.
Selain Burangrang cafe, terdapat restaurant yang bernama Lutung Kasarung. Restaurant ini sangatlah unik karena berbentuk seperti sangkar burung, akan tetapi ketika berjalan di jalan setapak yang disediakan sangat padat dan berdesakan karena banyak wisatawan yang yang lalu lalang untuk berfoto didekat tempat makan di restaurant. Kegiatan ini mengganggu wisatawan yang hendak makan di dalam ‘sangkar burung’ karena suasananya begitu ramai.

Pasar khatulistiwa yang menyediakan beragam sayuran dan buah hingga cendramata menjadi salah satu daya tarik pengunjung karena terdapat barang barang yang unik yang dapat kita temukan ditempat ini.
Dusun Bambu yang jika diartikan secara harfiah berarti kampung bambu memiliki berbagai 58 jenis tanaman bambu yang dibudidayakan di sekitar wilayah dusun bambu. Jika beruntung pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan musik bambu yaitu angklung atau budaya sunda lainnya yang akan melengkapi suasana anda ketika berada di kawasan ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar